Saba sebagai olahraga identitas budaya Indonesia memang memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat dan mempertahankan keberagaman budaya bangsa. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Sutarto Hadi, seorang ahli budaya dari Universitas Indonesia, “Saba bukan hanya sekedar permainan tradisional, tetapi juga merupakan simbol kebersamaan dan keberagaman yang ada di Indonesia.”
Saba, yang juga dikenal dengan sebutan sepak raga, merupakan olahraga tradisional yang sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Dalam permainan ini, para pemain harus menjaga bola agar tidak jatuh ke tanah menggunakan bagian tubuh bagian bawah, seperti kaki dan lutut. Saba membutuhkan keseimbangan, ketangkasan, dan kekompakan antar pemain, sehingga olahraga ini tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan dan strategi.
Peran Saba dalam memperkuat identitas budaya Indonesia dapat dilihat dari bagaimana permainan ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Menurut Bapak Asep Suryana, seorang seniman tradisional dari Bali, “Saba bukan hanya sekedar olahraga, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi dan kearifan lokal yang harus dilestarikan.”
Pengaruh Saba juga dapat dirasakan dalam mempererat hubungan antar masyarakat Indonesia. Dengan bermain Saba bersama, orang-orang dari berbagai suku dan agama dapat saling berinteraksi dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Dra. Ida Bagus Adi Purnomo, seorang peneliti budaya dari Universitas Gajah Mada, yang menyatakan bahwa “Saba memiliki potensi untuk menjadi alat diplomasi budaya yang dapat mempererat hubungan antar etnis di Indonesia.”
Dengan demikian, Saba sebagai olahraga identitas budaya Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat hubungan antar masyarakat, melestarikan tradisi lokal, dan memperkaya keberagaman budaya bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus mendukung dan mempromosikan Saba sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia yang patut dilestarikan.